Silahkan anda amati 3 ( Tiga ) foto di bawah ini.
Hal apa yang yang bisa kita simpulkan, dari ketiga gambar di atas ?.
Betul sekali......Semut rangrang tanpa ratu menghasilkan telur-telur calon ratu dan sudah mengalami fase dari Larva menjadi Pupa.
Seperti tulisan saya sebelumnya tentang Cara Membuat Elemen Ternak Pengganti Ratu memang beternak tanpa ratu bisa dan di mungkinkan meskipun tanpa keberadaan figur ratu.( Lurah, Bupati, Walikota,Gubernur atau Presiden = Dalam Dunia Nyata )
Gambar di atas sudah menunjukkan ciri-ciri anatomi semut pekerja yang bisa menggantikan figur ratu sebagaimana saya paparkan di postingan Cara Membuat Elemen Pengganti Ratu. ( Silahkan di baca detailnya....!!!!)
Sekarang mari kita kupas masalah apa yang akan timbul setelah kita mendapatka larva,pupa, dan calon ratu dari proses tangkaran kita, yang hanya mengandalkan semut pekerja-eks.pengawal ratu yang beradaptasi sehingga berubah rangka telurnya ( Bisa Bertelur ).
Sebelumnya silahkan di baca postingan saya tentang Beternak Tanpa Ratu. Pada postingan beternak tanpa ratu sudah saya jelaskan secara detail dari sudut pandang kaca mata ilmiah.
Sekarang mari kita kembali pinjam istilah manusia supaya enak di nikmati dan saya sendiri enjoy dalam menyuguhkannya.
Perkelahian / pertikaian /
petengkaran yang menyebabkan jatuh korban di kedua belah pihak koloni
semut tersebut pemicunya adalah ZAT FEROMON.
Inti dari postingan Beternak Tanpa Ratu Bagian 1 adalah :
Akan terjadi perkelahian / pertikaian / pertengkaran SESAMA KOLONI / SATU KOLONI bila Pupa sudah berubah fase menjadi Calon Ratu.
Kenapa hal ini bisa terjadi ?
Karena adanya perbedaan zat feromon.
Pada semut mana yang berbeda zat feromonya, kan mereka satu koloni. dan sejak awal sudah bersatu.?
Perkelahian ini akan terjadi bila Pupa sudah berubah fase menjadi Calon Ratu. Pada saat ini...induk / ratu pengganti ( Semut pekerja - eks pengawal ratu asli beradaptasi rangka telur ) Akan berusaha melindungi telurnya yang sudah berubah bentuk menjadi calon ratu dari serangan para semut prajurit dan semut pekerja.
Kenapa semut prajurit dan semut pekerja mau menyerang calon ratu yang di hasilkan dari telur temannya sendiri ( Ratu pengganti ) ?
Hal ini di karenakan sinyal yang di lepaskan oleh semut prajurit dan semut pekerja tidak di jawab dengan sinyal yang sama oleh para calon ratu. Akibatnya....semut prajurit dan semut pekerja menganggap calon- calon ratu itu berasal dari lain koloni. Dan harus di musnakan / di matikan.
Terus sinyal yang di maksud tadi sinyal apa ?
Sinyal yang di maksud adalah sinyal yang di hasilkan zat feromon.
Kenapa bisa berbeda zat feromonnya padahal satu koloni dan induknya ( Yang bertelur ) awalnya juga teman ?
Perbedaan sinyal zat feromon yang di miliki para calon ratu di pengaruhi oleh Feromon dasar dalam proses diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta reproduktif.
Siapa dalam hal ini kasta reproduktif ? Kasta Reproduktif dalam hal ini adalah para calon ratu yang akan melanjutkan regenerasi kedepannya.
Terus....kenapa kalau di alam bebas aman-aman saja.....meskipun tanpa hadirnya ratu asli. hanya ratu pengganti yang ada.
Jawabanya Karena Ratu Pengganti sudah Take Action ( Hehehehe )
Take actionnya Ratu Pengganti bagaimana di alam ? Dan apakah sama perlakuannya seperti pada saat kita tangkarkan di toples yang hanya berhaga Rp.7500,- ( Lumayanlah pakai toples daripada Admin Republik Kroto yang hanya pakai botol eks. air mineral )
Silahkan di fahami dulu.....!!!
Jawabannya take action ratu pengganti akan di paparkan pada postingan mendatang. Terima kasih sudah berkenan mampir bin singgah di blog gratisan ini. Semoga ada sedikit guna serta manfaatnya bagi penulis juga bagi rekan-rekan calon peternak pun peternak kroto senior.
Terima Kasih Salam Sukses...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar